Sabtu, Desember 14, 2019

Ini Tentang Momentum

Momentum itu penting. 

Tindakan seseorang terkadang dipengaruhi waktu dan faktor lingkungan pembentuk awal.

Contohnya, saat masuk bulan puasa Ramadhan, fokus seseorang menjadi lebih di sektor religiusitas. Sesungguhnya, itulah momentum.

Belum lagi momentum hari raya keagamaan, pebisnis memanfaatkan ini guna mendulang laba. Banjir diskon, cuci gudang atau apapun istilahnya. Sejatinya, itulah waktu yang tepat mengambil keuntungan dari momentum.

Lalu, momentum apa yang menyebabkan manusia bernama Widdi ini menyukai buku?

Pertanyaan ini bisa terjawab dengan membalik waktu hingga puluhan waktu ke belakang.

Saat sekolah SMP & SMA aku tinggal di rumah mbah. Mbah Kung termasuk kategori pembaca tekun. Puluhan buku koleksi beliau, mau tidak mau tidak luput dari sentuhanku. Walaupun, koleksi si mbah mayoritas buku- buku bertema agama. Tapi, paling tidak ini menjadi momentum awal pembentuk kesukaanku pada buku.

Masa SMA, aku rada mbandel sitik...hehehe...hobbyku telat sampai sekolah, wkwkwk...harus membawaku berkenalan akrab dengan guru BP. Pada waktu itu jika telat, diberikan 2 pilihan, mau pulang atau bisa tetap sekolah tapi setengah waktu jam belajar harus mondok dulu di perpustakaan sekolah. Ok...karena aku pemberani...hehehe....pilihan mondok dulu di perpustakaan aku pilih. Walaupun pada waktu itu, koleksi buku di perpustakaan sekolah tidak up to date, paling tidak aku mendapat energi momentum dari situ. Dan hingga detik ini, doa syukur aku haturkan kepada para guru BP di SMA. Terima kasih bapak/ibu. Ah...mbrebes mili aku tuh jadinya...

Lulus SMA, reformasi '98 pecah di Indonesia. Rezim orba tumbang. Kegiatan di kampus- kampus bergairah kembali. Ribuan judul buku yang semasa rezim orba dilarang terbit, laksana banjir bandang, buku-buku tersebut bermunculan di toko-toko buku. Euforia membaca tumbuh kembang. Grup-grup diskusi kembali muncul terang-terangan. Bergabunglah aku ke salah satu organ eksternal kampus bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), aku seperti menemukan teman-teman yang juga suka membaca, senang diskusi serta berdebat perihal tema sebuah buku. Masa yang sangat menarik.

Nah...momentum-momentum itulah yang membentuk aku sekarang. Dan aku selalu bersyukur atasnya.

Salam,
Widdi