Kamis, Januari 20, 2011

Racun Fitnah

Pernahkah anda terkena racun fitnah dalam perjalanan hidup selama ini ? Semoga tidak pernah.

Idiom bahwa “Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan” boleh jadi benar adanya. Mengapa ? Karena fitnah itu mempunyai “kekuatan” mengakhiri “hidup” seseorang, ya, bisa menghancurkan mata pencaharian, memutus hubungan persaudaraan, memenggal ikatan pertemanan dan lainnya.

Motivasi awal dari fitnah biasanya muncul dari iri hati, terhadap prestasi seseorang. Atau bisa juga, demi mencari-cari kesalahan orang lain.

Pelaku fitnah, bisa dari teman kerja, keluarga, tetangga atau malah mungkin orang yang tidak dikenal sama sekali. Bisa jadi, kurang gawean, kurang ilmu, lemah hati, lemah jiwa, lemah syaraf atau mungkin lemah syahwat.

Yah...kalo kurang gawean, carilah aktifitas lain yang lebih produktif, yang kurang ilmu, bisa memperbanyak baca buku. Lemah hati, rutinitas sedekah bisa membantu, hitung-hitung tambah amal, sekaligus mengasah empati serta simpati terhadap sesama. Untuk yang lemah jiwa, bisa menambah jam ibadahnya, mungkin isi kepala jadi ikut lurus. Buat yang lemah syaraf, harus banyak berdoa kali ya, mungkin waktu di dunia sebentar lagi berakhir. Nah....yang lemah syahwat, rajin-rajinlah olahraga, mungkin ada kesempatan bisa sembuh.

Anggaplah si mahluk fitnah ini anda hitung sebagai lucu-lucuan aja, karena anda harus kasihan buat si penyebar, mereka pasti gak punya teman, rejeki seret, doa gak dikabul-kabulin.

Trus, kalo anda kena fitnah, apa yang anda lakukan ? Balas lagi dengan fitnahkah ? Gak perlu lah, kalo anda kerjakan itu, artinya anda gak lebih baik dari si pelaku fitnah. Karena aktifitas fitnah, dekat dengan si Iblis, nah...anda gak maukan berteman dengan Iblis juga. Saran gue sih, anda doain aja yang “baik-baik” buat si pelaku. Semoga mereka bisa berubah, kalo kagak, anda bisa percaya, katanya, doa orang yang dizalimi lebih manjur.

Salam,
Widdi