"Tertib" menurut Andra ialah tidak boleh menggunakan properti milik orang lain, selain pemilik sah properti tersebut.
Mengenai hal ini, semua orang dilingkar terdekat Andra sudah paham. Dan ketentuan ini juga berlaku untuk Andra sendiri.
Kalau perihal ini dilanggar, Andra pasti ngambek.
Contoh konkret : Ayah atau Ibunya tidak boleh saling bertukar sendal, Ayahnya tidak boleh menggunakan kendaraan milik Mbah Kakung-nya Andra, begitu juga sebaliknya. Tapi, Andra sendiri juga tidak bakal mau, dipakaikan properti milik orang lain. Entah itu celana, sendal, sepatu, dan banyak contoh lainnya.
Kebiasaan ini terus berlangsung hingga hari ini. Tidak ada yang mengajarkan, pemahaman yang datang dengan sendirinya saja.
Alangkah tertibnya, kebiasaan ini. Pesannya adalah "setiap orang dilarang keras melanggar hak milik orang lain".
Hal yang sebaliknya, malah terjadi dilingkungan yang lebih besar, orang yang dirampas tanahnya, digusur hak pencaharian hidupnya, padahal perilaku "tertib" sudah ada didalam diri setiap orang, sejak ia terlahir ke dunia.
Salam,
Widdi
Mengenai hal ini, semua orang dilingkar terdekat Andra sudah paham. Dan ketentuan ini juga berlaku untuk Andra sendiri.
Kalau perihal ini dilanggar, Andra pasti ngambek.
Contoh konkret : Ayah atau Ibunya tidak boleh saling bertukar sendal, Ayahnya tidak boleh menggunakan kendaraan milik Mbah Kakung-nya Andra, begitu juga sebaliknya. Tapi, Andra sendiri juga tidak bakal mau, dipakaikan properti milik orang lain. Entah itu celana, sendal, sepatu, dan banyak contoh lainnya.
Kebiasaan ini terus berlangsung hingga hari ini. Tidak ada yang mengajarkan, pemahaman yang datang dengan sendirinya saja.
Alangkah tertibnya, kebiasaan ini. Pesannya adalah "setiap orang dilarang keras melanggar hak milik orang lain".
Hal yang sebaliknya, malah terjadi dilingkungan yang lebih besar, orang yang dirampas tanahnya, digusur hak pencaharian hidupnya, padahal perilaku "tertib" sudah ada didalam diri setiap orang, sejak ia terlahir ke dunia.
Salam,
Widdi