Kamis, Desember 06, 2007

Gak Nyangka Deh.....

Pagi ini Andra bangun seperti biasa. Sekitar jam 05.30. Yang membedakan dengan hari lainnya, pagi ini Andra tiba-tiba bangun dengan segera, trus jalan terbirit-birit ke arah kamar mandi. Mencoba membuka pintunya, namun tak bisa.

Aku dan istriku otomatis bertukar pandangan, wah....kenapa nih Andra.

My love langsung bangkit menuju kamar mandi, "Andra mau ngapain ?"
"Andra mau pipis bu", sahutnya. Ooohhh, kok mesti lari ? "Udah kebelet bu," Kontan Aku & My Love tersenyum.

Pintu kamar mandi lalu dibuka, langsung Andra ambil posisi jongkok, tanpa dikomando lagi.

Sepertinya Andra berusaha mandiri, untuk urusan satu ini.

Yang biasa terjadi, setelah bangun, Ibunya lah yang memulai bertanya, "Andra mau pipis ndak" ?

Satu momen penting dihari ini yang pantas untuk diabadikan. Oleh karenanya aku menuliskannya.

Menangkan hari ini, Kawan !!!

Salam,
Widdi

Senin, Desember 03, 2007

Berhentilah Mengeluh Kawan !


Disuatu waktu beberapa tahun lalu, aku punya teman, yang sayangnya punya reputasi sebagai “Si Tukang Ngeluh”. Tak ada waktu barang sedetikpun, yang tidak dia lewatkan untuk mengeluh. Boleh percaya atau tidak, terserah para Blogger sendiri, yang pasti mahluk type begini, ada dan masih ada hingga sekarang. Walaupun aku sudah tidak punya keinginan untuk menjalin komunikasi lagi dengannya.

Bukan apa, saking akutnya level ngeluhnya dia, aku dan temen-teman lainnya sepakat untuk memberikan julukan kehormatan kepadanya sebagai “Ngeluh Man”. Pada awalnya, kami (aku & teman-teman), menghormati dia, karena dari segi umur, ini orang paling tua. Namun dalam perjalanannya, banyak temanku yang menghindar jika harus bertemu dengan dia. Usut punya usut, ternyata, apa yang aku rasakan dan teman-teman persis sama, “jika bertemu dengan dia, bukanlah motivasi yang didapat, melainkan hanya racun”. Wow.....racun ??? Ya, orang yang memiliki type seperti “Ngeluh man” ini, “membunuh semangat teman-teman, bagaimana tidak, hampir setiap subyek aktivitas dia keluhkan. Inikan namanya “membunuh” toh ? Alias tidak melewati saluran aspirasi yang normal, jika dalam rapat, subyek yang dia keluhkan selama ini, tidak pernah diungkapkan atau paling tidak disinggung. Padahal dalam rapat, hampir semua orang yang berkepentingan dan punya kuasa, dalam perusahaan hadir.

Tapi ia malah memilih jalur tak resmi, setelah rapat selesai, baru ia ngoceh gak karuan. Aku berpikir, “wah ini sih pengecut namanya”.

Dalam kesempatan lainnya, waktu itu, aku diberikan delegesi wewenang untuk memimpin beberapa teman, dalam sebuah project. Aku bertanya, “siapa saja yang ada dalam timku ?”, setelah nama-nama timku disebutkan, ada tertera nama “Ngeluh man” ini, kontan aku menolak, “aku tidak mau ia dalam timku, karena dia bakal merusak dan membunuh semangat teman lainnya, lebih baik aku diberi satu anak baru, yang lulus kemarin, tanpa pengalaman, asal jangan diberi “Ngeluh Man”.

Setelah beberapa tahun ini lewat, aku terus terang tidak tahu nasib “Ngeluh Man”, namun dalam hati aku berdoa, semoga dia merubah sikapnya, agar teman-teman dia, tidak satu persatu meninggalkannya.

Rabu, November 21, 2007

Aya...aya....wae


Mungkin maksudnya "ada ada aja", kata yang menggambarkan tingkah laku konyol atau mungkin terkesan bodoh.


Akhir-akhir ini aku sering sekali mendengar orang mengucapkan kata ini. "Ah, aya aya wae". Boleh jadi yang mengucapkan bukanlah orang Sunda, sebagai pihak yang meng-klaim pemilik sah kata ini.

Kata-kata yang sederhana, namun bisa jadi melukiskan keputusasaan, karena menyaksikan level kebodohannya sudah lebih dari akut.

Apalagi jika dikaitkan dengan lingkup pergaulan keseharian, tayangan sinetron yang kurang bermutu, perilaku pemangku jabatan publik yang aneh-aneh, kebijakan publik yang dibuat ugal-ugalan, dan contoh lainnya.

Bisa jadi, kata "aya aya wae" makin menemukan bentuk dan mengkristal menjadi satu kalimat utuh, yang tersimpan didalam benak setiap orang, kala mereka menyaksikan kekonyolan, kebodohan, gaya ugal-ugalan.

Ah dasar, aya aya wae.

Salam,
Widdi


Senin, Oktober 22, 2007

Semoga hanya sekali saja


Pertama dalam hidup, aku harus mengikuti kemeriahan Hari Iedul Fitri dari jendela rumah sakit. Sesuatu yang jelas tidak kami harapkan, tapi apa mau dikata, sakit Andra tak tertahankan, dipaksa untuk dirawat di rumahpun, tidak mungkin. Terpaksa mesti dibawa ke RS.

Typhoid Fever, begitu nama sakitnya, indah terdengar tak enak dirasakan, atau bahasa sederhananya, demam tifus. Ini kedua kalinya Andra dihantam sakit akibat Tifus.

Andra diperbolehkan pulang, setelah 3 hari dirawat. Sekitar jam 10-an, siang hari pas hari raya ied (13 Okt 2007).

Alhamdullillah, saat ini kondisi Andra sudah seperti sediakala, berat badannya pun mulai merangkak naik lagi. "Jam siaran" Andra pun sudah kembali normal. Maklum, Andra tipikal anak, yang tidak bisa diam, selalu aktif bergerak.

Tetap jaga kesehatan, sebab, berapa banyakpun uang yang kamu punya, kalau tidak sehat, juga tidak punya arti apa-apa.

Have a happy day !

Salam,
Widdi

Selasa, Oktober 09, 2007

Efek Domino


Andra sakit. Badannya panas, ada batuknya juga. Diagnosa dokter, Andra terserang Radang Tenggorokan, ini kejadian kemarin.

Aku & Istriku ndak ngantor. Kemungkinan hari ini juga cuma setengah hari ngantornya. Kasihan tinggal Andra dirumah.

Walaupun dia tidak minta untuk ditungguin, sebagai kedua orang tuanya, sampai kantorpun, konsentrasi tidak bisa full ke kerjaan. Ada percik pikiran, masih tertinggal dirumah.

Benar kiranya kata orang bijak, "anak adalah permata dalam keluarga, akan dirawat, disayang, serta dijaga".

Walaupun kejadian Andra sakit, bukan hanya saat ini saja, namun rasanya tetap, ada beban pikiran. Kerja kurang fokus, mau cepat pulang ke rumah saja.

Apalagi waktu Andra umur 3 - 4 bulan, harus di-opname di RS, begitu juga saat umurnya 8 bulan, kembali harus masuk perawatan di RS. Tangannya harus dimasukkan paksa jarum infus, sedih lihatnya.

Perasaan ndak karuan ini, juga pernah terjadi pada September - Oktober tahun lalu, saat my love harus menjalani operasi pengangkatan kantung empedunya.

Nah, untuk teman-teman, jaga selalu kondisi badan supaya tetap fit. Sehingga aktifitas mengejar impian, tidak terganggu.

Salam,
Widdi

Jumat, Oktober 05, 2007

Hari Cerah


Senang rasanya bisa kembali menjalin komunikasi dengan teman-teman satu sekolahan dulu.

Nina, Chimoy, Rully, Priyo, Kiky, dan yang laen.

Senang juga bisa tahu, teman-temanku, punya aktifitas yang cemerlang dibidangnya masing-masing. Makin smart, energik, punya totalitas, etos kerja tinggi, ampe ada yang bela-belain nginep di kantor, cuma untuk nyelesain kerjaan. Luar biasa.

Kualitas dibangun dari keinginan untuk terus belajar, tidak cepat puas, tidak juga menjadi jumawa, tetap humble, serta bisa membimbing junior-nya di kantor. Hingga bisa menjelma menjadi kekuatan tim yang powerfull.

Akupun terbiasa kerja dalam tim, karena aku percaya, "setiap orang dilahirkan, dengan potensi yang berbeda-beda". Dan kita tidaklah mungkin, menyelesaikan semua jenis pekerjaan sendiri. Karena kepala kita cuma satu, tangan cuma dua, kaki cuma dua.

Aku percaya, teman-temanku punya masa depan cemerlang. Selama kaki masih nyentuh tanah, badan sehat, apapun bisa kita lakukan.

Bravo Teman, tetap semangat.

Salam,
Widdi

Kamis, Oktober 04, 2007

Menghargai Hidup


Menurut penanggalan tahun Masehi, hari ini, 4 Oktober 2007, usiaku berkurang satu tahun. Sudah 27 tahun, aku hidup, tapi merasa belum banyak hal positif yang bisa aku berikan, untuk diriku, keluargaku, teman-teman, lingkungan, dan lainnya.

Tidak biasa juga, aku menuliskan hal ini. Sebab aku juga tidak pernah membuat catatan-catatan kegiatan keseharianku.

Namun frame berpikir itu kini berubah. Dulu aku masih sendiri, saat ini keadaan sudah jauh berbeda. Hari ini, aku Ayah dari seorang anak, dan Suami dari seorang istri. Pola kewajibannya pun sudah berbeda. Ada beban yang harus aku pikul.

Yang utama, jelas, bagaimana bisa membesarkan anakku secara layak, tumbuh dalam nilai-nilai kehidupan yang baik. Karena perbaikan kualitas hidup secara global, dimulai dari rumah.

Blog ini juga aku dedikasikan untuk keluargaku. Dan jika Andra besar nanti, punya kesempatan untuk menelusuri jejak rekam memori seorang ayah untuk anaknya. Tidak ada yang lain. Tidak kurang, juga tidak lebih.

My love, istriku, akupun mohon dibukakan pintu maafmu, jika pada masa yang lalu, aku pernah berkata keras kepadamu, doakan aku, untuk bisa menjadi pemandu keluarga yang baik.

Untuk Dyandra, jika suatu saat nanti kamu membaca tulisan ini. Ketahuilah, ayah dan ibumu telah dan akan terus berusaha keras, menjagamu, mendidikmu dengan nilai hidup yang baik, berusaha menjauhkanmu dari bahaya, dan yang pasti kami berdua, menyayangimu dengan tulus. Dan berusahalah menjadi orang yang baik, untuk menuju kualitas hidup yang baik pula.

Salam,
Widdi

Belajar Tertib


"Tertib" menurut Andra ialah tidak boleh menggunakan properti milik orang lain, selain pemilik sah properti tersebut.

Mengenai hal ini, semua orang dilingkar terdekat Andra sudah paham. Dan ketentuan ini juga berlaku untuk Andra sendiri.

Kalau perihal ini dilanggar, Andra pasti ngambek.

Contoh konkret : Ayah atau Ibunya tidak boleh saling bertukar sendal, Ayahnya tidak boleh menggunakan kendaraan milik Mbah Kakung-nya Andra, begitu juga sebaliknya. Tapi, Andra sendiri juga tidak bakal mau, dipakaikan properti milik orang lain. Entah itu celana, sendal, sepatu, dan banyak contoh lainnya.

Kebiasaan ini terus berlangsung hingga hari ini. Tidak ada yang mengajarkan, pemahaman yang datang dengan sendirinya saja.

Alangkah tertibnya, kebiasaan ini. Pesannya adalah "setiap orang dilarang keras melanggar hak milik orang lain".

Hal yang sebaliknya, malah terjadi dilingkungan yang lebih besar, orang yang dirampas tanahnya, digusur hak pencaharian hidupnya, padahal perilaku "tertib" sudah ada didalam diri setiap orang, sejak ia terlahir ke dunia.

Salam,
Widdi

Rabu, Oktober 03, 2007

Memori Semesta


Andra, anakku, sedang merajuk kepada Ibunya.

Hari itu, my love, lupa membawa oleh-oleh seperti yang dijanjikan sebelumnya.

Anakku, tak kalah sengit untuk menagih. "Mana bu, oleh-olehnya ? Ndak bawa ya"

"Ibu lupa sayang, besok ya, Ibu bawain oleh-olehnya". Andra mengangguk, tanda setuju.

Tapi, jangan pernah lupa untuk kedua kalinya, Andra, pasti bakal mengejar terus. Kalau sudah mentok, pasti bisa merengek lalu menangis.

Contoh lain, Andra (dan mungkin anak lainnya), memiliki daya ingat dan daya serap, yang luar biasa, untuk anak seumur dia.

Suatu saat, pertengahan tahun ini, saat Ibunya cuti, Andra berikut kakek, nenek, pakde & budenya, plesiran ke Kebumen (Jateng). Hanya butuh waktu beberapa hari, buat Andra, untuk bisa menyerap bahasa percakapan sehari-hari disana. Siapapun yang mendengarnya, dijamin bakal tertawa, tak terkecuali aku, saat Ibunya bercerita.

Belum lagi, daya ingat dia, akan lagu pop, yang banjir di TV. Cukup mendengarkan sekali, langsung bisa melafalkan ulang, reff lagu tersebut.

Dan banyak kebiasaan lain, yang bikin aku sebagai orangtuanya tercengang.

Padahal aku, dari dulu berkeyakinan, "setiap anak yang dilahirkan ke dunia, pasti cerdas, karena Tuhan tak pernah pilih kasih". Disatu sisi kita lemah, di sisi lain kita punya potensi untuk bangkit.

Ini masalah daya ingat. Satu pelajaran penting, jangan pernah menjanjikan sesuatu, apapun itu, kepada seseorang, kalau kita belum sanggup untuk memenuhinya.

Saat ini, aku sedang belajar dari Anakku, berusaha menepati setiap janjiku, tidak melulu berpikir dan bertindak atas dasar kepentingan thok.

Andra sangat pintar akan hal ini, mudah bersosialisasi dengan teman barunya, cepat akrab, lalu masuk ritme permainan teman-temannya. Mungkin karena Andra, tidak punya interest atau prasangka buruk apapun terhadap teman barunya, sehingga dia dapat dengan mudah bekerjasama dan bisa bermain dengan riang.

Hal yang malah tidak mudah dilakukan para pria & wanita dewasa (termasuk aku), niat awal bersosialisasinya sudah berbeda. Mesti ada interest, ada hitungan untung rugi.

Belum lagi, menyimak apa yang terjadi dengan Indonesia-ku. Gempa menghantam, Tsunami menerjang, Banjir menghadang, Penyakit aneh bermunculan.

Apa yang terjadi dengan Indonesia-ku, mungkin karena memori bangsaku sempit, jadi mudah lupa, kesalahan yang sama diulang terus menerus atau mungkin, persis seperti yang dilagukan oleh Ebiet G. Ade, "mungkin Tuhan, sudah bosan dengan kita". Semoga tidak.

Salam,
Widdi

Dalam kegelisahanku, terpikir untuk menuliskan ini, saat jam 00.45 WIBB (Waktu Indonesia Bagian Bekasi)

Selasa, Oktober 02, 2007

Memulai Hari

Sebelum jalan ke kantor, seperti biasa, "my beloved daughter", Andra, tersenyum, sambil berucap, "Ayah, hati-hati yang dijalan", dengan pengucapan kata, khas anak berumur 2 tahun, perlahan tapi terdengar jelas. Aku jawab, "Iya, nanti Andra maem ya, susunya diminum".

"My Love", ibunya Andra, sudah berangkat lebih awal daripada aku, sekitar jam 06.30, maklum ngantornya di Jakarta, mesti cepat, biar ndak terjebak macet. Aktifitas rutin, Andra, sebelum Ibunya berangkat, pasti minta dajak muter-muter komplek naik motor. Satu putaran sudah cukup. Setelah pamitan, Andra mencium tangan Ibunya, "my Love" mencium balik pipi kanan, lalu pipi kiri kemudian berakhir di dahi. "Ibu berangkat dulu ya" ujar my love.

"Andra nanti mau oleh-oleh ? Mau, oyeh-oyeh, begitu celoteh Andra, menyahut ajakan Ibunya.

"Apa" sahut my love. "Embang Api ama Air Mancul" jawab Andra.

"kemarin kan sudah dibeliin sama Ayah".

Tapi Andra mau lagi, katanya begitu.

"Iya nanti Ibu beliin ya", dadah Andra, sambil melambai. "Kiss bye dong", pinta Ibunya. Andra membalas, "sambil menutup mulutnya dengan jari, lalu mengucap "Muahhh:, "dadah Bu, ati-ati di jalan"

Sebuah aktifitas di pagi hari, yang akan mempengaruhi keseluruhan hari.

Betul kata orang bijak, "apa yang anda alami di rumah pada pagi hari, akan membawa suasana hati, di hari tersebut. Apakah good mood atau bad mood ?

Dear Blogger, bagaimana suasana hati teman-teman saat ini ? Semoga tetap semangat, walaupun mungkin, hari ini berpuasa. karena "setiap hari, adalah wahana, untuk menulis arah sejarah kita, secara pribadi"

Salam,
Widdi